Pembangunan Berkelanjutan



TUGAS EKONOMI LINGKUNGAN
LAPORAN HASIL FIELDTRIP
POTENSI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN DI DESA PERCUT
KECAMATAN PERCUT SEI TUAN PROVINSI SUMATERA UTARA

 







OLEH:
DORIANI LINGGA
090501110





DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2012






KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkatNya laporan hasil fieldtrip Ekonomi Lingkungan ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Ramli sebagai dosen pengasuh mata kuliah Ekonomi Lingkungan, yang telah membimbing pelaksanaan fieldtrip Ekonomi Lingkungan di Desa Percut, kecamatan Percut Sei Tuan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada pihak-bihak yang telah berjasa membantu penyelesaian laporan fieldtrip ini.

Tulisan ini berisi hasil fieldtrip Ekonomi Lingkungan yang diadakan oleh mahasiswa Ekonomi Pembangunan USU stambuk 2009 pada hari Minggu, 27 Mei 2012. Adapun hasil dari fieldtrip itu berupa hasil pengamatan mengenai potensi dan tantangan pembangunan berkelanjutan di Desa Percut. Dengan terjun langsung ke lapangan, penulis dapat lebih mengenal dan memahami kondisi lingkungan dan pembangunan Desa Percut dan kemudian mencoba menyusun suatu kerangka perencanaan pembangunan untuk meningkatkan perekonomian dan mengaplikasikan konsep-konsep pembangunan berkelanjutan di desa tersebut. Selain hasil kajian ilmiah, diperoleh juga pengalaman dan kesan mengenai kebersamaan dengan dosen dan teman-teman.

Tak ada gading yang tak retak. Demikian juga dengan tulisan ini yang masih jauh dari sempurna. Untuk itu penulis sangat mengharapkan saran-saran dan masukan-masukan dari pihak yang membaca. Atas kesalahan-kesalahan yang ada dalam tulisan ini penulis hanya dapat mohon maaf. Semoga referensi ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membutuhkannya. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.
Medan, Juni 2012
                                                                                                       
                                                                                                          Penulis
                                                                                                                       Doriani Lingga



DAFTAR ISI

No.                                                                                                                                               Hal
1.      HALAMAN JUDUL..…………………………………………………………...………...….i
2.      KATA PENGANTAR...……………………………………………………..………………ii
3.      DAFTAR ISI.....………...………………………………………………………...…………iii
4.      BAB I. PENDAHULUAN...……………………..………………………….…………..……1
            A.    Latar Belakang....………………………....…………………………………………..…...1
            B.     Perumusan Masalah....…………………………………….…………………………..…..2
            C.     Uraian Singkat………………………………………………….……………………..…..2
            D.    Tujuan Penulisan…….…………………………....……………….…………………..…..3
5.      BAB II. PEMBAHASAN…………............……………………………………………..…...4
            A.    Keadaan Umum Desa Percut...…………………..……………………………………..…4
            B.     Potensi Pembangunan Berkelanjutan di Desa Percut……………………...…………...…7
            C.     Masalah dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam di Desa Percut……………………....14
            D.    Tantangan Pembangunan Berkelanjutan di Desa Percut ..……………………………....16
            E.     Perencanaan Program Pembangunan Desa Percut…………………………….……...….18
6.      BAB III. PENUTUP……….............………............……………………………………......21
            A.    Kesimpulan…..………………………………………………………………………..….21
            B.     Rekomendasi……………………………………………………………………………..21
7.      DAFTAR PUSTAKA…............………………………………………………………….…22
8.      KESAN PRIBADI PENULIS…………..……............…………………………………..…23




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pembangunan berkelanjutan menjadi salah satu isu pembangunan yang sedang marak dibicarakan di seluruh dunia, dan kini menjadi tanggung jawab umum bagi setiap negara dalam proses pembangunannya. Hal ini dilatarbelakangi oleh proses pembangunan yang sebelumnya hanya terfokus pada upaya mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, berdampak pada kerusakan alam. Rusaknya alam tidak hanya secara langsung mempengaruhi kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi, namun juga mengakibatkan berkurangnya/hilangnya kemampuan alam untuk menyediakan hasil-hasil yang mampu memenuhi kebutuhan makhluk hidup. Dalam konteks pembangunan, rusaknya alam mengakibatkan hilangnya kemampuan alam untuk merespon sumber daya bahan baku yang dibutuhkan dalam proses produksi, sehingga akan menghambat aktivitas ekonomi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pembangunan berkelanjutan merupakan proses pembangunan yang disertai upaya untuk melakukan pemeliharaan dan perbaikan terhadap lingkungan untuk menjaga kelestarian alam, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh generasi yang akan datang. Pembangunan berkelanjutan memiliki prinsip “melakukan pembangunan tanpa mengorbankan pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”. Dengan kata lain, pembangunan berkelanjutan ialah pembangunan berwawasan lingkungan.

Desa Percut merupakan suatu daerah di Kecamatan Percut Sei Tuan, yang juga membutuhkan pembangunan berkelanjutan. Kekayaan alam yang melimpah yang terdapat di desa ini  merupakan potensi bagi terciptanya pembangunan berkelanjutan, terutama karena sumber daya alam tersebut merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui (seperti sumber daya kelautan dan perikanan, sumber daya kehutanan, sumber daya pertanian/perkebunan) dan yang tidak habis dipakai (seperti sumber daya pariwisata dan berbagai sumber daya lainnya). Namun demikian, di samping masalah pemanfaatan potensi yang belum optimal, kurangnya kepedulian masyarakat terhadap kelestarian lingkungan menjadi tantangan bagi pembangunan berkelanjutan di desa ini. Sesuai dengan penguraian di atas, maka tulisan ini diberi judul “Potensi dan Tantangan Pembangunan Berkelanjutan di Desa Percut”. Adapun tulisan ini merupakan laporan hasil fieldtrip studi ilmiah Ekonomi Lingkungan di Desa Percut. Tulisan ini berisi hasil kajian mengenai lingkungan di Desa Percut dalam kaitannya dengan proses pembangunan dan analisis mengenai penerapan konsep pembangunan berkelanjutan dalam pemanfaatan potensi-potensi pembangunan yang terdapat di Desa Percut.

B.     Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1.      Bagaimana kondisi lingkungan Desa Percut dan apa saja potensi pembangunan yang dimiliki?
2.      Apa masalah-masalah dalam pemanfaatan potensi yang terdapat di Percut?
3.      Apa tantangan bagi pembangunan berkelanjutan di Desa Percut?
4.      Bagaimana sebaiknya perencanaan pembangunan Desa Percut?

C.    Uraian Singkat

Desa Percut merupakan suatu daerah yang kaya akan sumber daya alam, terutama sumber daya kelautan dan perikanan yang sangat potensial untuk dikembangkan secara berkelanjutan. Namun sayangnya, potensi tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena berbagai alasan. Salah satunya adalah kurangnya kemampuan masyarakat untuk mengolah kekayaan alam tersebut, baik dari segi modal maupun sumber daya manusia. Kondisi ini tampak nyata dalam aktivitas masyarakat yang hanya terfokus sebagi nelayan tradisional dengan penghasilan yang rendah. Kalaupun ada beberapa kolam pancing, masyarakat hanya sebagai pekerja atau penyewa. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa ketidaksempurnaan pasar juga turut mempengaruhi kondisi ini. Karena itu dibutuhkan campur tangan pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang benar-benar diarahkan pada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Di samping potensi-potensi tersebut, terdapat pula banyak tantangan bagi pembangunan berkelanjutan di Desa Percut. Salah satunya ialah rusaknya ekosistem air dan menurunnya kemampuan laut untuk memproduksi hasil-hasil laut yang selama ini memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan masyarakat. Hal ini disebabkan karena kurangnya kepedulian dari pihak-pihak yang mengambil manfaat dari alam terhadap kelestarian alam itu sendiri. Kondisi nyata dapat dilihat dari kondisi air sungai yang kurang dipelihara dengan baik, dimana limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai menyebabkan air sungai menjadi tercemar.  Jika diperhatikan, semakin dekat ke daerah perkampungan penduduk, air sungai semakin keruh. Banyak sampah berserakan di sungai. Bahkan pembuangan dari WC penduduk juga langsung menuju daerah aliran sungai. Padahal warga sendiri banyak yang menggunakan air sungai untuk keperluan MCK (mandi, cuci, dan kakus).

Selain itu, metode yang digunakan oleh masyarakat dalam memanfaatkan kekayaan laut tersebut juga kerap kali bersifat destruktif terhadap kelestarian sumber daya air. Misalnya penggunaan pukat dalam menangkap ikan yang mengakibatkan tertangkap/terbunuhnya seluruh makhluk hidup yang berada di dalam pukat, termasuk ikan-ikan kecil dan makhluk lainnya yang seharusnya dilestarikan. Hal ini mengancam kelestarian sumber daya ikan  dan dapat menyebabkan kepunahan makhluk hidup di laut. Karena itu perlu adanya upaya untuk meningkatkan pembangunan di Desa Percut, namun tetap memperhatikan daya dukung lingkungan melalui pembangunan berkelanjutan.

D.    Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan kondisi lingkungan di Desa Percut dalam kaitannya dengan pembangunan dan menguraikan potensi-potensi pembangunan yang dimiliki
2. Menganalisis masalah-masalah dalam pemanfaatan potensi yang terdapat di Percut
3. Menjelaskan tantangan pembangunan berkelanjutan di Desa Percut.
4. Menghasilkan rekomendasi rumusan perencanaan yang dibutuhkan untuk pembangunan Desa Percut.


BAB II
PEMBAHASAN

A.    Keadaan Umum Desa Percut

Desa Percut terletak di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, provinsi Sumatera Utara. Desa yang berada di ujung Timur Laut Kabupaten Deli Serdang ini memiliki radius 15,3 km dari kota Medan dengan jumlah penduduk lebih kurang 2.500 KK. Sebagian besar penduduk di desa ini terdiri dari suku Melayu, Toba, dan Karo yang menganut agama Islam dan sebagian kecil Kristen. Letak desa yang berada di pesisir laut dan dekat dengan sungai menjadikan desa ini sebagai desa nelayan, dimana hampir seluruh penduduk menggantungkan hidup pada hasil-hasil laut. Walau ada sebagian yang bekerja sebagai petani maupun pedagang, menangkap ikan tetap menjadi pekerjaan utama di desa ini.


Di desa ini, hampir setiap hari diakukan untuk menangkap ikan sebagai kegiatan untuk memenuhi nafkah. Mulai dari pagi hari hingga malam hari. Ikan hasil tangkapan dibawa ke gudang-gudang Tempat Pelelangan Ikan (TPI) di dekat sungai untuk dijual kepada agen maupun pengusaha ikan yang umumnya berasal dari luar Desa Percut.



Ikan merupakan salah satu komoditas penting, untuk itu diperlukan pengelolaan yang lebih intensif agar sumber daya ikan dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Nelayan sebagai pihak yang berjasa dalam menghasilkan ikan juga sudah seharusnya mendapat perhatian khusus dalam perbaikan taraf hidup mereka. Terutama karena peningkatan kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama pembangunan. Namun kenyataannya, kebanyakan penduduk Desa Percut masih berada dalam taraf hidup menengah ke bawah.


Banyak anak di desa ini yang harus putus sekolah karena ketidakmampuan dalam materi. Penghasilan orang tua yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar mengakibatkan sebagian besar penduduknya hanya pernah mengecap pendidikan sampai sekolah dasar. Pada akhirnya, generasi muda itu hanya bisa melanjutkan profesi orang tua mereka sebagai nelayan.


Penghasilan rata-rata nelayan di desa ini ialah sebesar Rp 1.500.000,-. Tingginya harga ikan laut segar di pasar menimbulkan suatu pertanyaan, “mengapa pendapatan rata-rata nelayan di desa ini bisa begitu rendah?”. Ternyata terdapat kesenjangan harga yang mencolok antara harga jual nelayan dengan harga beli konsumen di pasar. Seperti misalnya udang kelong, yang biasa ditemui dengan harga mencapai RP 85.000,- per kilogram di pasar, ternyata dijual oleh para nelayan kepada para agen maupun pengusaha ikan dengan harga sekitar Rp 40.000,- per kilogram. Kondisi ini merupakan refleksi kegagalan pasar yang belum mampu menjadi media yang memfasilitasi interaksi produsen dengan konsumen secara efektif. Kondisi yang lebih mengherankan lagi, biaya hidup di desa ini relatif cukup tinggi jika dibandingkan dengan keadaan ekonomi masyarakat yang masih lemah. Gambaran ini menunjukkan suatu kondisi belum tercapainya sasaran ideal pembangunan. Karena itu diperlukan intervensi pemerintah yang lebih jauh untuk memperbaiki nasib para nelayan di desa ini.

B.     Potensi Pembangunan di Desa Percut

Potensi sumber daya yang ada di Desa Percut sangatlah besar. Terdapat kekayaan alam yang melimpah yang akan memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan masyarakat di sekitarnya jika dimanfaatkan secara optimum. Potensi tersebut meliputi sumber daya kelautan dan perikanan, sumber daya kehutanan, sumber daya pertanian/perkebunan, sumber daya pariwisata, dan berbagai sumber daya lainnya.

      1.      Sumber Daya Kelautan dan Perikanan
Terdapat banyak sumber daya kelautan dan perikanan yang dihasilkan di Desa Percut. Melalui tabel di bawah ini disajikan hasil identifikasi beberapa jenis ikan beserta eksistensinya di sekitar pesisir pantai Percut.


2.      Sumber Daya Kehutanan
Sumber daya kehutanan yang terdapat di Desa Percut ialah hutan bakau.  Hutan bakau atau mangrove memiliki banyak manfaat, baik untuk kehidupan manusia maupun kestabilan lingkungan. Salah satu fungsi hutan bakau ialah menjaga habitat satwa langka dan tempat berlindung ikan-ikan kecil serta perlindungan dari bencana alam. Hutan bakau mampu menjaga kestabilan garis pantai dan melindungi sungai dan pantai dari erosi atau abrasi. Hutan bakau juga dapat melindungi bangunan, tanaman pertanian, atau vegetasi alami dari kerusakan akibat badai atau angin yang bermuatan garam melalui proses filtrasi. Tanaman bakau cenderung lebih menyerap karbon dibandingkan menjadi sumber karbon, sebab tanaman karbon mengandung sejumlah besar bahan organik yang tidak membusuk. Selain itu, dengan adanya hutan bakau kualitas air laut terjaga dari endapan lumpur erosi yang beracun. Secara ekonomis, hasil-hasil dari hutan bakau dapat digunakan untuk bahan bangunan (papan), bahan makanan dan obat-obatan, penghasil bahan bakar (seperti kayu bakar, alkohol dan arang), bahan pembuatan kulit/pakaian, bahan peralatan rumah tangga (mebel, lem, dan kertas) serta untuk keperluan-keperluan lainnya.


Kawasan hutan bakau di Desa Percut masih terpelihara dengan baik. Namun sayangnya, beberapa tahun terakhir ini lahan hutan bakau mengalami penyempitan karena telah mengalami alih fungsi sebagai lahan perkebunan kelapa sawit untuk tujuan ekonomis, dimana perkebunan kelapa sawit lebih mampu menghasilkan pendapatan dibandingkan hutan bakau. Hal ini menyebabkan daerah sekitar Desa Percut kehilangan manfaat-manfaat yang selama ini diperoleh dari hutan bakau.


      3.      Sumber Daya Pertanian/Perkebunan
Daerah Percut merupakan daerah yang potensial untuk dijadikan lahan pertanian maupun perkebunan. Salah satu jenis tanaman yang dibudidayakan di desa ini adalah tanaman jeruju (Achantus ilicifolius L). Tanaman jeruju dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan. Daun, akar dan biji jeruju digunakan sebagai obat herbal alternatif kanker, luka terkena racun anak panah, pembersih darah, hepatitis kronis, pembesaran hati dan limpa, TBC kelenjar, asma, nyeri lambung, sakit perut, obat cacing, parotitis, membantu proses melahirkan dan penyakit lainnya.


Selain bekerja sebagai nelayan, sebagian warga Desa Percut menjadikan bertani sebagai pekerjaan sampingan. Umumnya pekerjaan ini dilakukan oleh para wanita. Adapun jenis tanaman pertanian yang mereka budidayakan antara lain pisang, ubi kayu, sayur-sayuran dan tanaman lainnya.

Di desa ini juga terdapat perkebunan kelapa sawit. Areal  perkebunan kelapa sawit ini merupakan bentuk alih fungsi dari hutan bakau. Perkebunan kelapa sawit ini ialah milik PT Perkebunan Nusantara (PTPN) II Desa Selambo, Kecamatan Percut Sei Tuan.



      4.      Sumber Daya Pariwisata
Keindahan alam beserta seluruh potensi yang  terdapat di Desa Percut merupakan suatu peluang yang dapat memberi keuntungan jika dikembangkan secara intensif. Seperti misalnya lokasi hutan bakau yang unik dapat dijadikan objek pengembangan ekowisata, baik wisata alam maupun wisata pendidikan. Ekosistem yang terjaga dengan baik dan bebas dari polusi udara merupakan daya tarik tersendiri yang akan menarik perhatian dan minat setiap wisatawan yang mencintai keindahan alam.


Berbagai jenis ikan laut yang terdapat di Desa Percut juga memiliki potensi wisata, dimana hasil-hasil laut tersebut dapat diolah menjadi makanan khas wisata kuliner Desa Percut. Selain itu, banyaknya hasil-hasil laut yang dapat dijadikan bahan kerajinan tangan berupa cenderamata juga turut akan mendukung aktivitas pariwisata di desa ini.

      5.      Sumber Daya Lain
Di desa Percut, tidak hanya populasi tumbuhan yang terpelihara dengan baik, namun juga populasi hewan, sehingga tercipta suatu ekosistem yang seimbang. Hal ini terbukti dengan banyaknya jumlah fauna di kawasan pantai dan sungai. Seperti misalnya burung camar, monyet dan hewan-hewan lainnya.

Semua sumber daya tersebut merupakan potensi bagi pembangunan berkelanjutan di Desa Percut. Jika potensi tersebut dimanfaatkan dengan baik, akan menjadi motor perekonomian Desa Percut. Pemanfaatan dengan baik menyangkut pemanfaatan secara optimal dan tetap memperhatikan kelestariannya. Sumber daya alam akan terus memberikan hasil bagi masyarakat jika pemanfaatannya dilakukan dengan benar dan terarah dalam batas-batas kewajaran.

C.    Masalah dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam di Desa Percut

Masih banyak potensi lain yang terdapat di Desa Percut, namun belum termanfaatkan secara optimal untuk peningkatan kesejahteraan. Belum termanfaatkannya potensi-potensi yang ada disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya ialah karena kurangnya kemampuan masyarakat dalam mengelola sumber-sumber daya tersebut, baik dari segi modal maupun sumber daya manusia. Kondisi ini tampak nyata dalam aktivitas masyarakat yang hanya terfokus sebagi nelayan tradisional dengan penghasilan yang rendah. Kalaupun ada beberapa kolam pancing, masyarakat hanya sebagai pekerja atau penyewa.

Kondisi yang sama tampak dalam banyaknya lahan kosong yang belum dikelola (idle land) karena kurangnya modal masyarakat untuk mengelola potensi yang ada tersebut.



Demikian juga halnya yang terjadi dengan potensi wisata yang terdapat di Desa Percut. Belum ada pihak yang mampu menangkap peluang ini, sehingga potensi-potensi wisata tersebut masih belum termanfaatkan. Di samping kurangnya kemampuan masyarakat, tidak terlepas juga dari kenyataan bahwa tidak ada stakeholders yang menaruh minat maupun perhatian terhadap pengembangan wisata di daerah ini. Peran pemerintah sangatlah dibutuhkan untuk mengaktifkan seluruh pihak yang terkait dalam pengembangan potensi tersebut.

Bagaimanapun pemerintah tetap memainkan peran pentingnya. Pembangunan pelabuhan yang terbengkalai di desa ini merupakan suatu wujud kurangnya totalitas dalam upaya pengembangan potensi-potensi yang ada. Padahal infrastruktur merupakan salah satu faktor paling penting yang akan menunjang proses pembangunan.


Tidak dapat dipungkiri bahwa ketidaksempurnaan pasar juga turut mempengaruhi kondisi ini. Kurangnya modal masyarakat tidak terlepas dari rendahnya pendapatan akibat murahnya harga hasil-hasil laut yang mereka pasarkan. Karena itu diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan (society based development). Tentunya pemerintah tetap memegang peran sentral dalam mengarahkan kebijakan-kebijakan kepada upaya pencapaian sasaran ideal pembangunan.

D.    Tantangan Pembangunan Berkelanjutan di Desa Percut

Di samping potensi-potensi yang telah disebutkan di atas, terdapat tantangan bagi pembangunan berkelanjutan di Desa Percut. Bentuk dari tantangan tersebut ialah kurangnya kepedulian dari pihak-pihak yang mengambil manfaat dari alam terhadap kelestarian alam itu sendiri yang menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan. Salah satu bentuknya ialah rusaknya ekosistem air yang menyebabkan menurunnya kemampuan laut untuk memproduksi hasil-hasil laut yang selama ini memberikan manfaat besar bagi kehidupan masyarakat.

Metode yang digunakan oleh masyarakat dalam memanfaatkan kekayaan laut tersebut kerap kali bersifat destruktif terhadap kelestarian sumber daya air. Salah satu bentuk tindakan tersebut ialah penggunaan pukat dalam menangkap ikan. Hal ini mengakibatkan tertangkap/terbunuhnya seluruh makhluk hidup yang berada di dalam pukat, termasuk ikan-ikan kecil dan makhluk lainnya yang seharusnya dilestarikan. Sebagai konsekuensinya,  kelestarian sumber daya ikan  akan semakin terancam. Tindakan destruktif ini bahkan dapat menyebabkan kepunahan makhluk hidup yang ada di laut.

Kondisi lain dapat dilihat dari kondisi air sungai yang kurang dipelihara dengan baik, dimana limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai menyebabkan air sungai menjadi tercemar.  Jika diperhatikan, semakin dekat ke daerah perkampungan penduduk, air sungai semakin keruh. Banyak sampah berserakan di sungai. Bahkan pembuangan dari WC penduduk juga langsung menuju daerah aliran sungai. Padahal warga sendiri banyak yang menggunakan air sungai untuk keperluan MCK (mandi, cuci, dan kakus).



Kondisi kehidupan penduduk di sekitar sungai masih jauh dari kondisi yang memenuhi standar kesehatan. Masyarakat masih kurang memiliki kesadaran untuk menciptakan lingkungan hidup yang sehat.


Seberapa melimpahpun sumber daya alam yang dimiliki, akan tetap habis jika tidak ada upaya untuk tetap melestarikannya. Sekalipun sumber daya alam-sumber  daya alam tersebut dapat diperbaharui (renewable resources) dan tidak habis dipakai, tetap dibutuhkan upaya pemeliharaan dan perbaikan untuk menjaga kelestariannya, sehingga dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan oleh generasi yang akan datang.


E.     Perencanaan Program Pembangunan Desa Percut

Dengan melihat kenyataan bahwa:
1)   Potensi-potensi alam yang terdapat di Desa Percut belum termanfaatkan secara optimal, dan
2)   Terdapat aktivitas-aktivitas di Desa Percut yang mengancam kelestarian lingkungan dan sumber daya alam,
maka hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan pembangunan di Desa Percut ialah upaya untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam mengelola potensi-potensi yang ada, namun tetap memperhatikan daya dukung lingkungan melalui aplikasi konsep pembangunan berkelanjutan. Karena itu, dalam hal ini rangkaian perencanaan program pembangunan yang akan dirumuskan berorientasi pada optimalisasi pemanfaatan sumber daya dan penerapan  pembangunan berkelanjutan di Desa Percut.

Di bawah ini dirumuskan gambaran action plan dalam jangka waktu 5 tahun yang berisi poin-poin penting yang perlu dilakukan secara berurutan untuk mencapai sasaran pembangunan di Desa Percut, sesuai dengan kebutuhan pembangunan yang telah disebutkan di atas.

Tahun Pertama
v  Melakukan identifikasi potensi dan sumber daya alam yang terdapat di Desa Percut,
v  Melakukan evaluasi terhadap pemanfaatan sumber daya alam yang telah dilakukan oleh masyarakat sebelumnya untuk mengetahui berbagai kelemahan dan menemukan solusi untuk mengatasinya
v  Membentuk badan riset untuk melakukan penelitian mengenai pemanfaatan potensi-potensi yang terdapat di Desa Percut, termasuk peluang pengembangan potensi, langkah-langkah strategis pengembangan, tantangan, dan langkah antisipatif dalam menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan dihadapi,
v  Melakukan sosialisasi mengenai pembangunan berkelanjutan kepada masyarakat,
v   Memperbaiki sebisa mungkin kerusakan-kerusakan lingkungan yang telah terjadi, seperti menghimbau masyarakat untuk bergotong royong membersihkan daerah sungai.

Tahun Kedua
v  Meningkatkan kemampuan dan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam melalui penyuluhan, pelatihan dan pengarahan,
v  Menciptakan sarana pendidikan khusus bagi masyarakat, agar masyarakat yang tidak memiliki pendidikan formal juga memiliki keahlian (skill) khusus dalam pemanfaatan potensi-potensi telah teridentifikasi,
v  Memberikan bantuan modal berupa pinjaman lunak untuk mengembangkan aktivitas produksi masyarakat,
v  Melakukan intervensi dalam pengaturan harga pasar untuk mengatasi masalah kegagalan pasar melalui kebijakan ceiling price dan floor price,
v  Menyiapkan sarana transportasi yang memadai untuk mendukung aktivitas perekonomian.

Tahun Ketiga
v  Mendirikan koperasi sebagai sarana yang mampu mengorganisir aktivitas ekonomi masyarakat,
v  Mensosialisasikan manfaat dan kegunaan koperasi kepada masyarakat,
v  Menerapkan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah hasil-hasil sumber daya alam yang dihasilkan di Desa Percut,
v  Menarik lembaga-lembaga keuangan untuk memasuki Daerah Percut agar dapat mendukung kemampuan permodalan masyarakat,
v  Malanjutkan proyek pembangunan pelabuhan yang terbengkalai.

Tahun keempat
v  Mengundang para ahli perikanan/kelautan untuk berpartisipasi dalam pembangunan Desa Percut,
v  Memberi insentif bagi setiap penduduk berpendidikan yang bersedia pulang kampung untuk meningkatkan perekonomian daerah,
v  Meningkatkan daya tarik wisata melalui pengaturan tata ruang wilayah dan penyediaan berbagai sarana dan prasarana,
v  Menarik para investor untuk melakukan investasi di Desa Percut sehingga dapat menciptakan multiplier effect,
v  Melakukan transfer teknologi modern yang ramah lingkungan dalam pemanfaatan sumber daya alam.

Tahun Kelima
v  Menciptakan lembaga informasi untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap perkembangan dunia luar,
v  Meningkatkan distribusi pendidikan formal bagi masyarakat di Desa Percut,
v  Mengirimkan putra-putri daerah ke sekolah/universitas tinggi untuk mendapatkan pendidikan pengembangan sumber daya alam di Desa Percut,
v  Menegakkan Undang-Undang Perlindungan Lingkungan Hidup dan memberi sanksi yang tegas bagi setiap pelanggarnya,
v  Mengawasi implementasi setiap kebijakan.




BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Dari penguraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Desa Percut merupakan suatu daerah yang memiliki potensi yang besar berupa kekayaan alam yang melimpah. Semua potensi tersebut merupakan peluang bagi pengembangan perekonomian Desa Percut. Namun sayangnya potensi-potensi tersebut belum termanfaatkan secara optimal karena berbagai alasan. Di samping karena sebagian masyarakat belum mampu melihat peluang-peluang yang ada, mereka memang tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkannya, baik dari segi permodalan maupun sumber daya manusia. Hal lain yang dapat ditemukan di Desa Percut ialah berbagai tantangan bagi pembangunan berkelanjutan. Sangat disayangkan bahwa masyarakat masih kurang menyadari kebaikan yang diberikan oleh alam, sehingga mereka masih kurang memiliki kesadaran untuk tetap mempertahankan daya dukung lingkungan. Kondisi nyata dapat dilihat dari aktivitas masyarakat yang membuang limbah rumah tangga langsung ke sungai dan penggunaan pukat dalam penangkapan ikan.

B.     Rekomendasi

Perlu adanya upanya untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan masyarakat dalam memanfaatkan berbagai potensi yang ada. Dalam hal ini dibutuhkan intervensi pemerintah dalam menggerakkan dan mengarahkan pembangunan kepada upaya pencapaian sasaran ideal pembangunan. Kebijakan-kebijakan sebaiknya diarahkan kepada hal-hal yang benar-benar menyentuh substansi kebutuhan pembangunan di Desa Percut. Pemerintah juga perlu mensosialisasikan pembangunan berkelanjutan kepada masyarakat untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai pelestarian lingkungan. Selain itu pemerintah juga harus menegakkan secara tegas Undang-Undang Perlindungan Lingkungan Hidup untuk mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan.



KESAN PRIBADI PENULIS

Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa Ekonomi Pembangunan USU stambuk 2009 sebanyak 34 orang dengan didampingi oleh dosen pembimbing mata kuliah Ekonomi Lingkungan. Kegiatan ini merupakan suatu kegiatan belajar yang bersifat rekreatif bagi mahasiswa. Banyak kesan yang diperoleh melalui perjalanan ini. Alam sekitarnya memberi kesan akan kelestarian lingkungan di desa ini dengan ekosistem yang masih terjaga dengan baik. Keindahan alam yang masih jauh dari polusi udara, dengan pepohonan hijau yang elok dipandang merupakan daya tarik yang dimiliki oleh daerah ini. Keberadaan hewan-hewan di sekitar desa ini, seperti burung-burung camar dan monyet turut memberi kesan akan kesempurnaan alam. Desa ini memberi gambaran keadaan lingkungan yang tenang dan lestari.

Selain kesan akan keindahan alam, saya sendiri sebagai penulis merasa tersentuh oleh keadaan masyarakat di desa Percut, yang masih jauh dari keadaan berkecukupan. Mereka masih hidup dengan pendapatan seadanya untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dengan terjun secara langsung ke lapangan, penulis dapat mengamati dan mempelajari kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat di Desa Percut dengan lebih baik. Selain meningkatkan kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar, hal ini tentunya sangat bermanfaat bagi peningkatan ilmu pengetahuan secara pribadi, karena dapat menunjang wawasan, secara khusus dalam Studi Pembangunan.

Kegiatan fieldtrip meliputi pengamatan terhadap lingkungan sekitar Desa Percut, identifikasi dan dokumentasi sumber daya alam, wawancara dengan para nelayan dan terjun langsung dalam proses penangkapan ikan di laut. Ketika turun langsung ke laut untuk menangkap ikan, mahasiswa mengetahui bagaimana masyarakat di Desa Percut memanfaatkan potensi dan kekayaan alam yang ada di sekitar mereka, termasuk teknik-teknik yang digunakan dalam mengelola sumber daya kelautan. Selain itu mahasiswa juga dapat menganalisa bagaimana peran sumber daya alam yang ada terhadap perekonomian masyarakat setempat.


Kesan yang terakhir didapatkan ialah arti dan  nilai kebersamaan. Kegiatan ini menambah keakraban di antara mahasiswa-mahasiswi Ekonomi Pembangunan Stambuk 2009 yang ikut dalam fieldtrip ini. Kebersamaan itu dilalui saat dalam perjalanan dan melaksanakan penelitian. Kebersamaan yang paling kental terasa saat acara makan bersama yang penuh kekompakan dan kemeriahan. Semua peserta fieldtrip mengaku sangat menikmati kegiatan tersebut.


Kegiatan fieldtrip berakhir setelah acara makan siang, istirahat dan penutupan kegiatan fieldtrip oleh Bapak Ramli, dosen pembimbing Ekonomi Lingkungan. Pukul 15.00 kegiatan selesai dan mahasiswa pulang ke tempat masing-masing. Demikianlah kegiatan fieldtrip ini memberi banyak manfaat bagi penulis, mulai dari segi pengetahuan ilmiah, pengalaman, dan kesan yang menarik.
 





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Contoh Perhitungan Data Statistik

Pengalaman Selama Study di Taiwan

Teori ekonomi Mikro