Klasifikasi Industri
KLASIFIKASI INDUSTRI
OLEH:
DORIANI LINGGA
(090501110)
(090501110)
DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2012
KLASIFIKASI INDUSTRI
Industri adalah kumpulan perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang homogen atau barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat (Hasibuan:1997). Industri dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain sebagai berikut:
1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
a. Industri rumah tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Contoh: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Contoh: industri genteng, industri batu bata, dan industri pengolahan rotan.
c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Contoh: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Contoh: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.
2. Klasifikasi Industri Berdasarkan Proses Produksi
a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Contoh: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, industri lembaran besi dan baja, industri lembaran karet, industri kayu olahan, industri kain lembaran, industri kertas koran, industri baja, industri kimia dasar dan industri mesin dan logam dasar.
b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Contoh: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, industri meubeler, industri besi dan baja, industri tekstil, dan industri koran.
b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Contoh: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, industri meubeler, industri besi dan baja, industri tekstil, dan industri koran.
3. Klasifikasi Industri Berdasarkan Tempat Bahan Baku
a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang mengambil bahan baku langsung dari alam. Contoh: industri pertanian, industri perkebunan, industri perikanan, dan industri kehutanan.
b. Industri nonekstratif, yaitu industri yang mengambil bahan bakunya bukan dari alam, melainkan dari industri lain. Contoh: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
c. Industri fasilitatif, yaitu industri yang menjual produk berbentuk jasa untuk keperluan orang lain. Contoh: industri asuransi, industri perbankan, industri transportasi, industri perdagangan, dan industri pariwisata.
b. Industri nonekstratif, yaitu industri yang mengambil bahan bakunya bukan dari alam, melainkan dari industri lain. Contoh: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
c. Industri fasilitatif, yaitu industri yang menjual produk berbentuk jasa untuk keperluan orang lain. Contoh: industri asuransi, industri perbankan, industri transportasi, industri perdagangan, dan industri pariwisata.
4. Klasifikasi Industri Berdasarkan Bahan Mentah
a. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Contoh: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.
b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Contoh: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.
c. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.
b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Contoh: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.
c. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.
5. Klasifikasi Industri Berdasarkan Asal Modal
a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Contoh: PT Gudang Garam.
b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Contoh: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan. Contoh: PT Freeport, PT Unilever, PT Coca Cola
c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Contoh: Indosat
b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Contoh: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan. Contoh: PT Freeport, PT Unilever, PT Coca Cola
c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Contoh: Indosat
6. Klasifikasi Industri Berdasarkan Produktivitas Perorangan
a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak membutuhkan pengolahan lebih lanjut karena dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Contoh: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.
b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Contoh: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Contoh: industri angkutan, industri perbankan, dan industri pariwisata.
b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Contoh: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Contoh: industri angkutan, industri perbankan, dan industri pariwisata.
7. Klasifikasi Industri Berdasarkan Daerah Pemasaran
a. Industri local, yaitu industri yang daerah pemasarannya bersifat lokal ( tidak dipasarkan di luar daerah pembuatan industri. Contoh: industri ikan segar dan ikan basah yang hanya dapat dipasarkan di dalam daerah.
b. Industri nasional, yaitu industri yang daerah pemasarannya bersifat nasional dan di pasarkan di dalam dan di luar daerah pembuatan industri. Contoh: industri mebel dan industri tekstil.
c. Industri internasional, yaitu industri yang daerah pemasarannya melintasi batas negara. Contoh: industri pesawat terbang.
8. Klasifikasi Industri Berdasarkan Subjek Pengelola
a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat. Contoh: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.
b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik negara, yang dikenal dengan istilah BUMN. Contoh: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.
9. Klasifikasi Industri Berdasarkan Lokasi Unit Usaha
a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Contoh: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Contoh: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Contoh: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.
10. Klasifikasi Industri Berdasarkan Hasil Produksi
a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan alat-alat produksi berupa mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Contoh: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.
b. Industri ringan, yaitu industri yang menggunakan mesin untuk menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Contoh: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.
11. Klasifikasi Industri Berdasarkan Cara Pengorganisasian
a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Contoh: industri kerajinan dan industri makanan ringan.
b. Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relatif lebih luas (berskala regional). Contoh: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-anak.
c. Industri besar, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional. Contoh: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.
12. Klasifikasi Industri Menurut Kemenperindag
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan, industri diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Industri Kimia Dasar (IKD), yaitu industri yang memerlukan modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut:
Ø Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.
Ø Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca.
Ø Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.
Ø Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.
b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE), yaitu industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
Ø Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler, dan mesin pompa.
Ø Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator, dan motor grader.
Ø Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, dan mesin gergaji.
Ø Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.
Ø Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.
Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.
Ø Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang kendaraan bermotor.
Ø Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.
Ø Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan industri tembaga.
Ø Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.
Ø Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the blower, dan kontruksi.
c. Aneka Industri (AI), yaitu industri yang tujuannya menghasilkan bermacam-macam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
Ø Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.
Ø Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi, dan radio.
Ø Industri kimia, misalnya: sabun, , sampho, tinta, plastik, obat-obatan, dan pipa.
Ø Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan kemasan.
Ø Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer.
d. Industri Kecil (IK), yaitu industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).
e. Industri Pariwisata, yaitu industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).
DAFTAR BACAAN
Komentar
Posting Komentar